Posted by : Rachmat Mahardika Friday, April 8, 2016



Inggris, pertengahan abad 19. Adanya kenaikan jumlah imigran Irlandia, membuat jumlah penduduk di kota-kota besar melonjak drastis termasuk East End. Bukan hanya itu, para pengungsi Yahudi dari Russia dan juga area lain dari berbagai daerah di bagian timur Eropa juga ikut memenuhi Inggris. Area di Whitechapel kian hari kian kumuh karena populasi yang berlebih. Bertambahnya jumlah penduduk secara tajam ini juga membuat naiknya angka kemiskinan, pengangguran, kesenjangan sosial dan juga penurunan kualitas hidup secara general.

Seakan ini belum cukup, muncul kasus pembunuhan yang sangat terkenal hingga sekarang. Kamu pun pasti pernah mendengarnya soalnya kisah ini nggak cuma menyebar dari mulut ke mulut, tapi juga diadaptasi ke dalam berbagai bentuk seperti film, buku sampai tur wisata. Kisah ini berawal pada tanggal 3 April 1888 dini hari.

Seorang wanita bernama Emma Smith diserang dan dirampok di kawasan Whitechapel yang saat itu sudah terkenal sebagai daerah yang memiliki tingkat kriminal tinggi. Meskipun berhasil mendapat pertolongan pertama, Smith akhirnya meninggal keesokan harinya karena luka-lukanya. Polisi siap menutup penyelidikan atas kasus ini tanpa mengetahui kalau ini cuma intro untuk rentetan kejadian yang lebih mengerikan dan sadis.

Pada tanggal 7 Agustus Martha Tabram dibunuh pukul 2:30 pagi dengan cara ditusuk 39 kali dengan menggunakan pisau pendek dan tubuhnya ditemukan di gedung George Yard, Whitechapel. Polisi yang saat itu masih belum secanggih saat ini tentu lumayan kelabakan ketika pembunuhan yang tampaknya tanpa motif ini terjadi secara tiba-tiba. Ditambah lagi ketika 24 hari kemudian, seorang wanita kembali terbunuh. Korban yang bernama Mary Ann Nichols ditemukan tewas dengan tenggorokan digorok dua kali dan perut yang dikoyak.Tidak berhenti sampai disitu. Belum selesai penyelidikan atas Nichols, kembali terjadi pembunuhan yang kali ini menimpa seorang wanita bernama Annie Chapman pada tanggal 8 September. Chapman ditemukan dalam keadaan mengenaskan; lehernya digorok dan perutnya terkoyak dengan isi perutnya disampirkan di kedua bahunya.


Pembunuh yang terakhir ini berhasil menyita perhatian polisi karena tingkat kesadisan dan akurasi si pembunuh dalam melakukan mutilasi. Masyarakat pun mulai dibuat resah karena korban-korban yang berjatuhan tampaknya random.

Namun seakan si pembunuh mendapatkan kesenangan lebih kala perhatian dan ketegangan masyarakat memuncak, 22 hari setelah ditemukannya Chapman, ia menyerang lagi. Tidak tanggung-tanggung, kali ini ia menyerang dua orang wanita sekaligus. Elizabeth Stride ditemukan tewas satu meter dari Dutfield Yard. Ia ditemukan berbaring di genangan darahnya sendiri dengan tenggorokan digorok, namun tubuh utuh alias tidak dimutilasi. Hal yang sayangnya tidak dialami oleh Catherine Edowess yang dibunuh di hari yang sama. Wanita ini ditemukan di Mitre Square dengan tenggorokan digorok dan perut yang dibedah dengan usus yang dikalungkan di bahu. Wajahnya nyaris tak bisa dikenali karena disayat-sayat. Yang membuat pembunuhan Edowess ini lebih mengerikan lagi adalah bagaimana keadaan mayat Edowess yang masih menggenggam penyegar mulut, mengindikasikan betapa efisiennya si pembunuh sampai wanita itu tak sempat membela diri.

Menyusul pembunuhan sadis ini, George Lusk, kepala dari Whitechapel Vigilance Comittee menerima surat yang kabarnya ditulis oleh sang pembunuh pada tanggal 16 Oktober. Surat ini dikirim bersama beberapa organ yang hilang dari korban. Menguatkan teori bahwa pembunuh sadis ini memiliki pengetahuan anatomi yang ekstensif, entah itu tukang jagal atau dokter.

Tapi ini bukanlah surat pertama. Surat sebelumnya adalah yang kemudian memberikan nama kepada pembunuh tak bersosok ini. Surat yang dikirim sekitar bulan September tersebut seolah mengejek polisi dan ditandatangani dengan nama Jack the Ripper. Nama yang dikenal hingga sekarang.

Tapi berbeda dengan kasus pembunuhan klise lainnya yang diakhiri dengan surat, Jack the Ripper masih beraksi dan kali ini polisi yang menjadi perespon pertama sampai dibuat mual oleh keadaan TKP-nya.

Mary Kelly ditemukan tewas di tempat tinggalnya pada tanggal 9 November. Wanita yang dipastikan dibunuh dengan cara digorok ini ditemukan dalam keadaan yang mengerikan.

Mary Kelly ditemukan tewas di tempat tinggalnya pada tanggal 9 November. Wanita yang dipastikan dibunuh dengan cara digorok ini ditemukan dalam keadaan yang mengerikan. Mayatnya nyaris tak bisa dikenali karena dimutilasi dan dikoyak sedemikian rupa. Organ tubuhnya tersebar di penjuru kamarnya, wajahnya seakan benar-benar diangkat dari tengkoraknya, dan darah dimana-mana. Kasus ini dengan cepat menarik perhatian penduduk sekitar karena Jack the Ripper rupanya telah menyerang lagi dan kini menjadi lebih inovatif.

Namun seolah sudah puas, rentetan-rentetan pembunuhan ini mendadak berhenti dan tak ada lagi kabar dari Jack the Ripper. Boleh dibilang, pembunuh ini menghilang semisterius kemunculannya. Meninggalkan pihak polisi kebingungan karena sama sekali tidak ada petunjuk yang bisa mengarahkan mereka kepada orang di balik nama Jack the Ripper.

Hingga sekarang, kasus ini masih dipelajari oleh para penyidik karena kesadisan dan keanehannya dan menjadi salah satu kisah horor-kriminal paling digemari di seluruh dunia.



Wah menurut kalian siapakah Jack The Ripper? dan bagaimana tanggapan kalian?



Sumber : DoD

Leave a Reply

Subscribe to Posts | Subscribe to Comments

- Copyright © Forum Kita - Hentai Ouji - Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -